Rabu, 14 November 2012

LAGU TENTANG MANUSIA DAN KEADILAN

  • Keadilan


    kami
    bukanlah generasi muda yg tolol
    kami
    muak dengan ketidakadilan ini

    mau sampai kapan mereka disiksa mati
    padahal mereka menyumbang besar untuk negara

    kami
    bukanlah generasi muda apatis
    kami
    muak melihat hukum dijual murah

    gayus tanpa malu
    bebas bagaikan turis
    tingkah laku blagu
    pake wig lucu tak tahu malu

    anak muda
    teriakkan keadilan
    Indonesia
    perjuangkan keadilan

    orang bijak bilang
    yang benar pasti akan menang
    terkutuk mereka
    yang membunuh dan yang korup

    belalah bangsamu
    janganlah engkau pernah takut
    ku tunggu dirimu
    digerbang jayanya keadilan

    aku muak
    aku benci
    kita dinjak injak

    aku sedih
    melihat ibu bangsa menangis

    keadilan
    keadilan
    demi bangsa
    itulah hak kita
    keadilan

    SUMBER :  http://musiklib.org/Giring_Nidji-Keadilan-Lirik_Lagu.htm

MANUSIA DENGAN KEADILAN

1. MAKNA KEADILAN


Keadilan 
merupakan salah satu dari butir Pancasila yaitu sila kelima yaitu "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Keadilan berkaitan dengan prinsip ketidakberpihakan (impartiality) yaitu prinsip perlakuan yang sama didepan hukum bagi setiap anggota masyarakat. Hukum yang Adil adalah bahwa semua warga negara berkedudukan sama dimata hukum sehingga hukum dapat dijadikan sebagai alat untuk membentuk masyarakat yang lebih baik, bermoral, berdisiplin dan bekerja keras.
Keadilan juga berkaitan dengan demokrasi dan kemanusiaan yang dituangkan dalam salah satu butir pancasila yaitu sila kedua”Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Selaras dengan makna keadilan, menempatkan sesuatu pada tempatnya, menjadikan keadilan sebagai sentral dalam
Pancasila adalah mencerminkan keinginan agar prinsip-prinsip di dalamnya tidak saling meniadakan, tetapi saling menguatkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Keadilan merupakan hal yang mendasar yang memang harus ada dalam kehidupan ini.

2. KEJUJURAN DAN KEBENARAN

Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal yang baik dan buruk.

Kejujuran besangkut erat dengan masalah hati nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya budi nurani dan filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran local maupan kebenaran illahi (M.Alamsyah,1986 :83). Nurani yang di perkembangkan dapat jadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Kejujuran ataupun ketulusan dapat di tingkatkan menjadi sebuah keyakinan atas diri keyakinannya maka seseorang di ketahui kepribadianya.

Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang secara terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konfik batin, ia akan selalu mengalami ketegangan, dan sifatnya kepribadiannya yang semestinya tunggal menjadi pecah. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu di pupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang di perbolehkan berkata tidak jujur apabila sampai batas-batas yang di tentukan.

Kecurangan identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik meskipuntidak serupa benar. Kecurangan adalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani nya atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan tanpa adanya usaha. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau kenikmatan, meskipun orang lain menderita karena nya. Kecurangan juga menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasa nya tidak senang bila ada orang yang melebihi kekayaannya, padahal agama apapun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain dan lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan yang curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak akan di ridhoi oleh allah dan akan mendapatkan dosa yang setimpal.

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kamu laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga juga.

 Penjagaan nama baik sangat erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah dari tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.

3. KECURANGAN

Kecurangan atau curag identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Namun sudah tentu merupakan lawan dari jujur.
Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau memang pada hatinya sudah berniat curang dengan maskdusd memperoleh keuntungan tanpa bertenaga lebih. Keuntungan yang dimaksud di sini merupakan keuntungan materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan, meskipun orang lain menderita karena kecurangan.
Sumber : Ilmu Sosial dasar, Penerbit Gunadarma

4. PEMULIHAN NAMA BAIK

 
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodratnya manusia, yaitu:
a) Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
b) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia. /untuk itu, orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.
Ada tiga macam godaan, yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan, karena untuk memiliki derajat/pangkat,harta dan wanita itu dengan mempergunakan jarak yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Hawa nafsu dan angan-angan bagaikan sungai dan air. Hawa nafsu yang tak tersalurkan melalui sungai yang baik, yang benar, akan meluap kemana-mana yang akhirnya sangat berbahaya. Menjerumuskan manusia ke lumpur dosa.
Ada godaan halus, yang dalam bahasa jawa, adigang, adigung, adiguna, yaitu membanggakan kekuasaan, kebesarannya, dan kepandaiannya. Semua itu mengandung arti kesombongan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir. Melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh rasa kasih sayang, tanpa pamrih, Takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil, dan budi luhur selalu dipupuk.

5. PEMBALASAN

 Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertaqwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari pentah Tuhan pun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan dineraka. 
SUMBER : LAIN-LAIN


 

CERPEN YG BERKAITAN MANUSIA DENGAN KEGELISAHAN

Demi hari yang tak pernah melengos, laju lurus waktu, tak pernah mundur. Di belahan bumi yang gelap aku duduk di atas batu pinggiran daratan luas, angin malam menyergap kegalisahan, bulan dan bintang menemani sepi, yang sendiri. Kelelawar seliweran, satu dari mereka menghampiriku.
“Hai orang yang gelisah. Buatlah gelisahmu jadi penasaran, itu lebih baik agar kau mau bergerak, dari pada kau hanya berputar-putar dengan kagalisahanmu, diam dan cuma mendengarkan cerita kegelisahmu itu.”
“Apa maksudmu, kelelawar. Apa itu kata pendahuluanmu untuk menyampaikan sesuatu padaku, berita malam apa yang kau bawa.”
“Ya, memang. Seharusnya kau sudah bisa menebak kabar ini, karena kegelisahanmu sudah cerita berkali-kali padamu. Di daratanmu akan acara yang mengundang banyak orang, acara penyunting jilidan lontar seorang petapa.”
“Ya, itu aku tahu. Tapi apa yang mengharuskan kegelisahan ini ku jadikan penasaran. Biasa sajakan, setiap acara seperti itu pasti mengundang banyak orang dan bahkan dari luar daratan ini.”
“O, masih belum kau sadari juga cerita kegelisahmu, bahwa ada petanda yang akan datang padamu dan petanda itu dibawa oleh seseorang dari meraka yang datang  ke acara itu, mereka yang berasal dari daratan seberang. Seseorang itulah yang harus jadi penasaranmu yang nanti kau tunggu, kau cari, kau temukan. Dialah yang membawa petanda itu.”
“Siapa dia, dan petanda apa yang ia bawa?”
“Carilah sendiri dan tanyakan pada dia petanda apa yang ia bawa untukmu. Sudahlah, aku pergi, aku tak mau kau buat malam ini sia-sia untuk membicarakan hal itu denganmu, mangsaku sedang menantiku.”
“Hai kelelawar, jangan pergi dulu!”
“Cari saja sendiri, usahalah sedikit” kelelawar itu pun melesat pergi.
Pagi ini lebih cerah dari biasanya, seakan langit membocorkan udara surga ke bumi. Seperti pagi-pagi yang lalu, aku sudah duduk jigang di warung pinggir jalan simpang tiga belakang rumahku, menyeduh kopi pahit dan mencumbui rokok menthol kesukaanku. Lalu lalang pengguna jalan sudah jadi pemandangan yang biasa, jika ada yang kenal ya saling sapa, kalau tak kenal ya ku lihat cuek dia berlalu. Disaat seruputan terakhir yang paling nikmat, ada yang menyapaku,
“Hai kawan, tumben wajah gelisahmu tak seperti biasanya.”
“Hai kau, tahu apa kau tentang wajah gelisahku, kau hanya seekor anjing khafilah yang tinggal di pendopo pendeta agung. Kawan, aku sekarang tak hanya gelisah yang diam, tapi juga penasaran yang bergerak untuk berusaha menanti dan mencari seseorang.”
“Augh……  walau aku seekor anjing, tapi anjing yang lebih tahu darimu. Augh…. Siapa seseorang itu?”
“Dia salah satu orang yang akan menghadiri penyunting jilidan lontar sang petapa besok malam.”
“Augh….  Pasti seseorang yang membawa petanda untukmu, seseorang yang sering kudengar dari cerita kegelisahanmu. Tapi, bagaimana kau yakin dapat menemukan dia?”
“Aku yakin karena kegelisahanku tak pernah meleset, lagi pula aku juga dapat kabar dari kelelawar semalam.”
“Augh…. Begitu. Baiklah, selamat menunggu, penasaran!”
“Kawan, apa kau tahu tentang dia? Barang kali kau pernah dengar dari tuanmu atau sang pendeta itu.”
“O, tidak. Augh…. Sudah jangan tanya lagi, percuma aku tak tahu apa-apa tantang dia. Kalau pun tahu aku tidak akan memberi tahumu. aku pergi dulu, kawan.”
Apapun yang terjadi, aku yakin kegelisahanku akan menemukan muaranya, dan penasaranku juga akan terjawab dengan kedatangnya yang memberitahukan patanda untukku. Walau aku tahu akan ada kegelisahan lain yang muncul setelah itu. Suasana sore yang cantik berpoles jingga di kaki langit barat yang menelan matahari, semakain membuatku tak sabar menanti saat-saat itu yang tinggal semalam. O, begitu romantisnya rasa kegelisahan, penasaran membeku dalam lamunan yang terindah. Daun jatuh dipelataran pendopo pendeta agung berbisik padaku sebagai pesan terakhirnya, “Hai orang penasaran. Demi jinggaku sayang, angin menitipkan salam dari dia padaku untukmu. Semalam nanti dia akan berangkat dari daratan dengan kereta sarden ke daratan ini.”
Demi waktu jingga yang menghitam, malam yang hitamnya gagah mendekap putih bulan dan kerlip bintang, aku merasa jabatan tangan telah terjadi bersama pesan yang disampaikan daun padaku. Seperti malam yang kemarin, aku duduk diatas batu pinggiran daratan luas, angin menyergap kegelisahan, sepi, yang sendiri. Walau berkali-kali mendengar cerita kegelisahan yang sama, aku tak merasa jemu, sampai hari yang ditunggu tiba.
Pekat malam, hitamnya sayang, inilah saat yang ditunggu-tunggu semua orang. “Gong… gong… gong….” Suara gong menara padepokan, tepat sebelah kiri pendopo pendeta agung bergema ke seluruh penjuru daratan, sebagai tanda acara penyunting jilidan lontar sang petapa akan dimulai di pendopo itu. Semua orang pun berduyun-duyun datang, orang-orang sekitar daratan ini maupun daratan seberang berkumpul, duduk sama rata bersila tanpa perbedaan.  Tepat pada waktu yang telah ditentukan, Uboh rampe, hidangan di suguhkan dan segala keperluan disiapkan. Ketika suasana hikmat, acara pun dimulai.
Kehikmatan suasana dalam acara itu membuatku tak nyaman. Aku terus digerus kegelisahan, penasaran membuatku gusar tak karuan. Ditengah acara yang panjang, kejenuhan pun menghinggapi sebagian dari mereka yang ada dibarisan belakang, suasana mulai riuh, lalu melunjak gaduh oleh canda tawa, yang tak membuat barisan depan kehilangan khusyuknya. Itu sudah wajar terjadi. Kesempatan bagiku, yang juga di barisan belakang, ikut mengalir kegaduhan canda tawa mereka sembari mencari tahu tentang seorang pembawa petanda untukku. Kemudian mereka memberitahukan ku sebuah nama dan orangnya, ya, seseorang yang kumaksud.
Sejenak aku diam, kupandangi saja dia sambil mendengar kegelisahanku mengiyakan, bahwa dialah sang pembawa petanda. Lalu aku mencari cara, bagaimana aku bisa mendekatinya. Sekali ku coba melewatinya, untuk mengambil beberapa cangkir kopi. Tapi masih belum ku dapati caranya. Ku amati lagi, sambil menikmati kopi dan sebatang rokok. Ya, aku dapat, dan ini pasti berhasil. Aku yakin. Lalu ku temui cantrik padepokan yang ku kenal baik, yang duduk bersebelahan dengan dia dan sedikit babibu ku yang ramah, cukuplah jadi alasan.
“Ae… cantrik. Maaf, aku tidak bisa membantu banyak untuk acara ini”
“O, tak apalah. Dengan kehadiranmu pun sudah membantu.”
“Boleh aku diperkenalkan dengan……!?”  dengan setengah berbisik,
“O ya, kenalkan, dari daratan seberang”
“Hai, aku Nanda.”
“Kuprit.” Ku sebut namaku di perkenalan yang wajar, lalu jabatan tangan yang bukan sekedar rasa dari kegelisahan, nyata. Keakraban dari setiap perbincangan yang mengalir, membuat lupa kekhusyuan acara. Ku tawarkan rokok menthol padanya, kebetulan juga dia suka.
Waktu terus menggelinding, percakapan kami makin asyik, tak terasa acara pun usai, suasana jadi gaduh riuh. Ada yang bergegas pamit, ada yang masih ditempat untuk sekedar beramah tama, membaur keakraban satu sama lain. Yang belum kenal jadi kenal, yang belum dekat hubungannya jadi lebih akrab. Sedangkan para cantrik sibuk membereskan seluruh perlengkapan yang telah dipakai, dan mengemasi barang-barang ketempatnya masing-masing. Aku tak bergegas pulang, karena masih ada yang harus ku cari, tanda yang dibawa Nanda. Aku turut membaur ditengah para cantrik yang di pendopo, bersama orang-orang daratan seberang.
Pagi datang, hitam malam lenyap disapu matahari dengan sinarnya. Aku pun pamit pulang,  berjalan gontai, tubuhku lemas, tenaga yang terkuras begadang semalam bersama para cantrik, ngobrol dengan Nanda. Sesampai di rumah, aku merasakan kegelisahanku menjerat semakin erat, terasa begitu beda kali ini. O. aku yakin, inilah kegelisahan lain yang datang, yang sudah aku kira sebelumnya, kegelisahan baru setelah pertemuanku dengan Ciput. Ah, apa aku ini, kegelisahan yang bercampur bingung, mencari sesuatu yang belum pernah aku temui. Ya, aku harus menemui dia kembali untuk memastikan tanda apa yang dia bawa untukku, aku tak perlu khawatir, dia bilang akan tinggal di daratan ini beberapa hari, dan semalampun aku sudah sengaja membuat sedikit ikatan emosi., dengan membuat janji mengantarkan dia jalan-jalan ke taman pelangi dan mengarungi telaga endut yang menjadi terkenal di daratan ini.
Saat pagi sebentar siang, aku duduk di teras rumah, aku mendengarkan cerita dari kegelisahan baruku untuk pertama kali, aku meyakininya sebagai petunjuk mengetahui tanda yang dibawa orang dari negeri seberang itu, seperti aku meyakini cerita kegelisahanku sebelumnya. Tapi, keyakinan itu terbentur kebingungan yang tak jelas arahnya. Untuk apa tanda itu dan bagaimana rupa tanda itu, tak jelas ku ketahui dari cerita kegelisahanku.
“Hai, orang gelisah!” suara yang tak ku hiraukan, entah siapa dan darimana suara itu.
“Hai, orang gelisah!” suara itu lebih keras memanggilku, yang menyita perhatianku.
“Hai, siapa yang memanggilku itu?” balasku.
“Aku, disini, disamping kakimu, ini si lalat yang memanggilmu. Aku memperhatikanmu sejak tadi, apa sebenarnya yang kau gelisahkan?”
“Eh, kau si lalat. Untuk apa kau bertanya tentang kegelisahanku.”
“barang kali saja aku bisa membantumu untuk mencari jalan keluar dari kegelisahanmu itu. Aku hanya kasihan saja padamu. Kita hidup saja, sudah susah, apalagi ditambah dengan kegelisahan yang membuat mandegnya perjalanan kita meneruskan hidup, ya paling tidak itu menyita, dapat kesia-siaan saja. Kasihan.”
“Tahu apa kau tentang kegelisahanku, aku takkan memberitahu siapapun tentang kegelisahanku, dan juga kau. Kau tak perlu berkhotbah tentang hidup didepanku”
“Brrrr…. hai kawan, tak perlu emosi. Aku hanya mengingatkan saja, bahwa kegelisahan hanya membebani hidup kita saja.”
“O, begitukah pendapatmu tentang kegelisahan. Ku hargai pendapatmu dan terimakasih kau mengingatkan aku. Tapi sayang, aku tak perlu mendengarkanmu. Hidupmu saja tak punya warna, bagaimana kau mengerti tentang kegelisahan dalam hidup. Kau hanya bisa membuat kegelisahan, dengan berseliweran membuat suara berisik dan hinggapi makanan-makanan setelah kau hinggapi kotoran, jijik.”
“Brrrr….  Wessst. Emosi!? Lalu apa pendapatmu tentang kegelisahan itu sendiri, sehingga kau anggap itu adalah warna untuk kau torehkan diatas kanvas, untuk membuat penggalan pesan dalam sejarah hidupmu, agar kau dianggap aktor sandiwara top, padahal kau tak berarti apa-apa dalam catatan kehidupan, yang begitu panjang dan melelahkan untuk di eja.”
“Haah… berisik! pusing, pusing kepalaku ini mendengarkan ocehanmu.” Lalu aku pergi meninggalkan lalat itu.
“Ting tang…. Ting tang…” jam  2 siang, aku bergegas pergi menemui Nanda untuk memenuhi janjiku. Aih… kesempatan. Ku hampiri dia yang sudah menunggu di depan gapuro pendopo, siap untuk menjejakkan kaki, menelusuri jalan menuju taman pelangi dan telaga endut. Langkah demi langkah jejak kami menindih jejak lama, menghentak tanah seperti membuat prasasti kesaksian pada bumi. Suara-suara kami ditangkap dengan sigap oleh angin dan dihempaskan ke segala penjuru lalu di tempelkan di setiap permukaan daun-daun, bagaikan ukiran dinding goa. Ada warna-warna yang muncul begitu saja menghiasi sayap-sayap peri, hitam-putih, biru-jingga, merah-ungu bermotif batik seperti kupu-kupu yang baru bebas  dari serat kepompongnya, terlihat begitu indah di taman pelangi.
Angin berhembus romantis, terasa begitu mesra membelai tubuh kami saat duduk berdua di tepi danau endut yang nampak berkilau jingga, kejernihan sempurna memantulkan warna senja. Terbius decak kagum pada alam, demi Tuhan yang telah menciptakan keindahan dengan guratan-guratanNya yang tak pernah mampu dibaca sempurna oleh manusia. Cita rasa Sang Maha Indah takkan pernah tertandingi. Di luas langit, ada puncak rasa-rasa yang terbang bersama burung-burung pipit yang kembali ke sarangnya diatas pohon. Lelah perjalanan tak mampu menembus kepuasan rasa pada hati yang disemai bunga oleh peri-peri.
Demi malam yang hitamnya gagah memeluk bulan dan kerlip bintang,  putihnya semakin mempesona, aku antar dia kembali ke pendopo, melepas lelah semalam lagi sebelum kembali dia pamit. Serabut bayangannya menerobos mimpi, sungguh ia membuat jaring di sudut ruang, seperti laba-laba hitam mencuri cela angin-angin kamarku. Malam ini, aku sedang tak ingin duduk diatas batu. Aku ingin semalam ini hanya dalam kamarku, duduk menghadap kanvas putih dan mengoleskan warna-warna kegelisahan, yang tak pernah menemukan muaranya. Ku gambar tanda-tanda itu sebagai penggalan cerita terindah sepanjang suratan napasku.
Perpisahan setelah pertemuan  sudah wajar harus diterima, rela atau tidak rela, kulepas kepergiannya dengan do’a, kembali ke daratan asalnya. Demi waktu yang akan berakhir tanpa akhiran, cerita-cerita kegelisahan itu kosong dan akan tetap sama hingga kegelisahan bertemu muaranya.

SUMBERE :  http://www.kapasitor.net/id/cerpen/post/2002

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

1. PENGERTIAN KEGELISAHAN DAN SUMBER-SUMBER KEGELISAHAN
 
    Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

2. SUMBER-SUMBER KEGELISAHAN


A.Makna Keterasingan

Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri  dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan. (2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun bias bersumber pad afaktor yang pertama.

B.Makna Kesepian

Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkunga sehingga merasa sepia tau kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.

C.Makna Ketidakpastian

       Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofi, fisika, statistika, ekonomika, keuangan, asuransi, psikologi, sosiologi, teknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui. 


         Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa adalah (hampir) tidak mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan
momentum suatu partikel. Prinsip ini dicetuskan oleh ilmuwan Jerman bernama Werner Heisenberg di tahun 1927.


     Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu,keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :
1. obsesi 
2. phobia 
3. kompulasi 
4. hysteria 
5. delusi 
6. halusinasi
7.  keadaan emosi
       Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui,kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita diajak pergi sendiri kepsikolog.

 

Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan yang menggunakan perkiraan cuaca atau penilaian kemungkinan terkalibrasi, Anda telah memperkirakan ketidakpastian.

             http://mulharnetty.blogspot.com/2010/03/sumber-sumber-kegelisahan-hidup.html

CERPEN TENTANG HUBUNGAN MANUSIA DAN CINTA KASIH / SAYANG

Seorang wanita yang betul betul mendamba…. seorang yang bisa ia cintai…..
tiba tiba ia betul betul mendapatkannya..
hubungan yang tak terduga sebelumnya…
inspirasi..motivasi ada dalam diri si wanita..
sumber yang tak diduga berasal dari diri kekasihnya…
akhirnya cinta pun semakin mendalam menyertainya..menyertai hidupnya….
jumpa pun berlanjut diantyara mereka….
kebahagiaan pun kulihat diantara wanita dan kekasihnya itu….
tapi suatu waktu…
aku melihat kejanggalan diantara hubungan yang mereka jalin
tak seperti yang kulihat sebelumnya…
tak begitu lama..mereka seperti dua hati yang terbelah…
perbedaan mulai muncul disaat menyamakan tujuan mereka lakukan….
tangis pun sering kudengar dari mulut, mata dan hati wanita itu…
memang sepihak aku melihat…
hanya dari sisi wanita bukan sipria kekasihnya…
akhirnya aku ketahui bahwa hubungan mereka terjalin dari kesalahpahaman dan rasa tak enak semata….
ternyata sipria selama ini menganggap dia adik semata…
seperti halnya sipria itu menganggap adiknya sendiri, ya Tuhan…..
tapi si wanita memang tak menduga sebelumnya…
karena yang ia rasakan lain dihatinya
bukan sekadar kakak buat dia….
sikap, cara dan gelegat yang sipria perlihatkan sudah melebihi seorang kakak….
entah dari sudut mana si wanita mengartikan semua tentang sipria itu….
kurasa wanita banyak benarnya mengenai perasaan…
karena aku juga seorang wanita…
kesalahan itu juga berada pada ketidakberanian sang pria akan kejujuran dirinya…
kenapa awal dulu si pria tidak bilang kalo dia menganggap sang wanita sebagai adik semata tidak lebih…..
yang terjadi memang berat bagi hati yang mencinta ini….
kini hubungan yang mereka jalin terkatung katung dan kuyakin akan retak…
karena hubungan mereka tidak terlandas dengan baik…

PESAN : ALANGKAH BAIK JIKA HUBUNGAN DIMULAI DENGAN BAIK BAIK PULA…AGAR NANTINYA TIDAK ADA YANG MERASA DISAKITI DAN TERSAKITI……
MENCINTA DAN DICINTA MUDAH DIUCAP…TAPI TIDAK UNTUK DIRASA…SEKALI TERLUKA SULIT UNTUK MENYEMBUHKANNYA…..
KEJUJURAN MODAL UTAMA UNTUK MEMBANGUNNYA….MESKI SULIT UNTUK MELAKUKANNYA…..

SUNMBER :  http://sarikata.com/2004/02/04/akhir-dari-hubungan-cinta.html

CINTA KASIH EROTIS

Cinta erotis adalah cinta yang cenderung mengarah kepada cinta sepasang insane berlainan jenis. Pada hakikatnya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
            Cinta erotis cinta itu mempunya arti “cinta yang primitif” , cinta diartikan sebagai aktivitas berhubungan badan. Daya tarik atau pemikat antara dua jenis manusia di tingkatan cinta erotis hanya diukur dari sifat badaniah yang (sangat) aksiden. Parameter cinta erotis diukur dari kepuasan biologis. Cinta jenis ini kerap terjadi pada usia remaja, dimana pada masa ini remaja sedang mengalami masa pubertas. Sehingga pada masa transisi ini rasa ingin tahunya terhadap lawan jenisnya cukup besar. Cinta ini membutuhkan kontrol secara menyeluruh, agar mereka yang mengalaminya tidak terjatuh ke dalam hal-hal yang melanggar norma.
Cinta kasih mereka sebenarnya merupakan egoism dua orang , mereka adalah dua orang yang saling menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keitsertaan dengan semua aspek kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam arti cinta kasih yang mendalam.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorag sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya. Hal ini memang merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah meiliki jodohnya sendiri. Dalam kebudayaan barat/zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang yang memandang bahwa factor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu adalah keinginan.

Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain daripada perbuatan kemauan. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan bahwa hubungan semacam itu, didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.

MAKNA BELAS KASIH

Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .

Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik  kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda.

MAKNA PEMUJAAN

Pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema mencintai Sang Pencipta.


MAKNA KEMESRAAN

Kemesraan berasal dari kata dasar ‘mesra’, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya. Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dengan perasaan cinta dan suka kepada seseorang itu berkembang dan mengikat dan membentuk sebuah embrio yang disebut dengan cinta. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Dengan cinta yang sudah dibentuk dan terbentuk itu akan menciptakan suatu kemesraan. Kemesraan cintan membuat orang semakin saling mencintai dan dicintai. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Pada akhirnya dengan perpaduan kasih sayang, cinta dan kemesraan tersebut akan menciptakan suatu keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam menjalin hubungan cinta dengan kekasih kita.
Ada pula, Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
• Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.

• Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.

• Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.


MAKNA KASIH SAYANG

Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang. Berbicara soal mengenai kasih sayang tentu tidak lepas dari cinta. Oleh karenanya antara kasih sayang, cinta dan kemesraan tak bisa pisah-pisahkan meskipun semua beda penegertian, sebab semuanya saling mengaitkan. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan, cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna. Cinta pun merupakan perasaan seseorang kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain. Dengan cinta kita bias berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin hubungan kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita apa adanya. Selai itu pula, kemesraan tak bisa terpisahkan dari kedua hal diatas. Kemesraan berasal dari kata dasar ‘mesra’, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya. Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dengan perasaan cinta dan suka kepada seseorang itu berkembang dan mengikat dan membentuk sebuah embrio yang disebut dengan cinta. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Dengan cinta yang sudah dibentuk dan terbentuk itu akan menciptakan suatu kemesraan. Kemesraan cintan membuat orang semakin saling mencintai dan dicintai. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Pada akhirnya dengan perpaduan kasih sayang, cinta dan kemesraan tersebut akan menciptakan suatu keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam menjalin hubungan cinta dengan kekasih kita


SUNMBER :  http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/02/14/arti-dan-makna-kasih-sayang/